JellyPages.com
Powered By Blogger

Sabtu, 23 April 2011

Pengorbanan Cinta

Ada sepasang kekasih yang saling mencintai disebuah desa kecil yang sangat indah. Setiap hari mereka selalu bersama pergi ke puncak gunung melihat matahari terbit dan ke pesisir pantai menunggu matahri terbenam. Semua orang yang berada disana pasti kagum melihat kemesraan mereka. Mereka saling mengasihi satu sama yang lain. Namun, sayangnya sang lelaki mempunyai satu penyakit, ia terserang kanker hati. Walaupun begitu, ia tetap semangat menjalani hidupnya,karena ia bangga mempunyai kekasih yang benar-benar sangat mencintainya.

Suatu ketika penyakitnya mulai menyerangnya kembali. Ia tak bisa menahan. Sudah beberapa malam ia terbaring dirumah sakit, tak sadarkan diri. Sampai di suatu malam, perempuan berdiri dihadapan ranjang kekasihnya. Ia menatapi kekasihnya dan tiada henti memanggil nama kekasihnya yang tak kunjung sadar. Segera ia pergi ke gereja kecil, berdoa kepada Tuhan, agar kekasihnya disembuhkan. Lautan air matanya pun hampir mengering, karena menangis sepanjang hari.

Seminggu telah berlalu, tetapi lelaki masih saja pingsan tertidur seperti dulu, sedangkan wajah siperempuan sudah sangat pucat dan sangat lemah. Tetapi ia tetap bertahan, menunggu sampai sang kekasih siuman. Tuhan pun iba dan terharu oleh keadaan perempuan yang setia dan teguh. Lalu Tuhan memberikan sebuah kesempatan kepadanya. "Maukah kau menukarkan nyawamu kepadanya?" Tanpa merasa segan dan ragu perempuan menjawab "Ya".

Tuhan berkata "baiklah aku akan membuat kekasihmu sembuh, namun kamu harus menjadi seekor kupu-kupu selama 3 tahun". Dengan begini, maukah kau menjalani pertukaran ini? Lagi-lagi perempuan langsung menjawab "Ya, saya mau."


Hari telah terang. Perempuan tadi pun sudah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Ia mencoba mengepakkan sayapnya, dan terbang ke rumah sakit untuk melihat kekasihnya. Ia sangat senang, karena ia telah melihat kekasihnya sudah siuman. Kekasihnya sudah bisa duduk dan sedang berbicara kepada seorang dokter. Tetapi kupu-kupu tak dapat mendengar pembicaraan mereka. Dari kejauhan yang disekat oleh kaca ia memandang sang kekasih.

Beberapa hari kemudian, si lelaki memang sudah sembuh total, tetapi ia tidak merasa senang, karena ia tak pernah melihat kekasihnya. Sepanjang hari ia mencari-cari kekasihnya. Bertanya kepada orang-orang yang ditemuinya.

sang lelaki sepanjang hari tidak makan dan minum demi mencari sang perempuan yang sudah berubah menjadi kupu-kupu. Ia sungguh merindukannya. Bukankah setiap hari sang kekasih menemaninya? Hanya saja ia tak dapat berteriak, ia tak dapat memeluknya.

Ia hanya bisa memandangnya secara diam-diam. Musim panas telah berakhir, angin musim gugur yang sejuk meniup jatuh daun pepohonan. Kupu-kupu mau tidak mau harus meninggalkan tempat tersebut lalu terakhir kali ia terbang dan hinggap di atas bahu sang lelaki.

Ia bermaksud menggunakan sayapnya yang kecil halus membelai wajahnya, menggunakan mulutnya yang kecil lembut mencium keningnya.

Namun tubuhnya yang kecil dan lemah benar-benar tidak boleh di ketahui olehnya, sebuah gelombang suara tangisan yang sedih hanya dapat di dengar oleh kupu-kupu itu sendiri dan mau tidak mau dengan berat hati ia meninggalkan kekasihnya, terbang ke arah yang jauh dengan membawa harapan.

Dalam sekejap telah tiba musim semi yang kedua, sang kupu-kupu dengan tidak sabarnya segera terbang kembali mencari kekasihnya yang lama di tinggalkannya. Namun di samping bayangan yang tak asing lagi ternyata telah berdiri seorang perempuan cantik. Dalam sekilas itu sang kupu-kupu nyaris jatuh dari angkasa.


Ia tak percaya mendengar perkataan orang-orang betapa manisnya percintaan lelaki itu dan seorang dokter yang sangat cantik. Ia sangat sedih. Ia sering melihat mantan kekasihnya membawa dokter itu ke puncak gunung, ke pesisir pantai, tempat mereka bercinta tempo dulu. Namun ia tak dapat berbuat apa-apa.

Bunga bersemi dan layu. Bunga layu dan bersemi kembali. Ia tak bisa menahan bisikan suara lelaki dengan suara dokter itu,dan suara tawa bahagianya sudah cukup membuat hembusan nafas dirinya berakhir.

Musim panas pada tahun ketiga, sang kupu-kupu sudah tidak sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya sendiri. Sang lelaki bekas kekasihnya itu mendekap perlahan bahu si perempuan, mencium lembut wajah perempuannya sendiri. Sama sekali tidak punya waktu memperhatikan seekor kupu-kupu yang hancur hatinya apalagi mengingat masa lalu.

Tiga tahun perjanjian Tuhan dengan sang kupu-kupu sudah akan segera berakhir dan pada saat hari yang terakhir, kekasih si kupu-kupu melaksanakan pernikahan dengan perempuan itu.

Sang kupu-kupu menemui Tuhan dan hinggap perlahan di atas pundak Tuhan. Ia mendengarkan sang kekasih yang berada dibawah berikrar di hadapan Tuhan dengan mengatakan "saya bersedia menikah dengannya!". Ia memandangi sang kekasih memakaikan cincin ke tangan perempuan itu, kemudian memandangi mereka berciuman dengan mesranya lalu mengalirlah air mata sedih sang kupu-kupu.

Dengan pedih hati Tuhan menarik napas "Apakah kamu menyesal?". Sang kupu-kupu mengeringkan air matanya "Tidak". Tuhan lalu berkata di sertai seberkas kegembiraan "Besok kamu sudah dapat kembali menjadi dirimu sendiri". Sang kupu-kupu menggeleng-gelengkan kepalanya "Biarkanlah aku menjadi kupu-kupu seumur hidup".



0 komentar:

Posting Komentar